Jumat, 10 Februari 2012

HYMEN




Selaput dara adalah bagian tersisa dari jaringan tipis penutup liang vagina yang secara alamiah membuka ketika bayi perempuan lahir. Pembukaan itu disiapkan agar kelak bisa dilewati cairan ekskresi vaginal alias menstruasi.

Para tolol sebaiknya perlu tahu bahwa secara biologis, membran ini amat tipis dan rentan robek. Bisa saja entah karena jatuh dari pohon kersen tetangga seperti dalam lagunya Doel Sumbang, atau karena tertusuk stang sepeda mini di usia dini seperti yang pernah saya saksikan sendiri. Para suami yang 'Haus darah' malam pertama juga sebaiknya mengerti bahwa tak semua selaput dara diliput jaringan pembuluh darah dan/atau mengakar padanya. Mereka bahkan sebaiknya memahami beberapa tipe selaput dara, dan agar tak terkejut bahwa ada jenis selaput dara yang justru harus dirobek karena proses pembukaan alami tidak terjadi. Para paderi tanpa hati haruslah mulai berlapang diri menerima koreksi bahwa selaput dara tak layak dibebani sebagai perlambang suci. Selaput dara juga mengada bukan untuk pria, sebab cukuplah mereka bersuka bersama liang vaginanya.

Di dunia kegelapan selaput dara melambai sebagai misteri, di era jahil menghantui mimpi para lelaki. Lantas karena kemalasan berpikir, maka para dukun dan kaum paderi segera menelikung dan memaknainya sebagai amanah suci. Mereka yang melawan ataupun yang mencari tahu akan dituduh pelaku heresy, salah satunya adalah Leonardo da Vinci, seniman yang di belakang hari membongkar tubuh orang mati untuk memetakan anatomi.


Penistaan terhadap vagina adalah warisan dari perang dingin rebutan kuasa antar kelamin yang panas. Ketika para pria menyadari bahwa ternyata para perempuan tak mampu membuahi diri tanpa campur tangannya, sejak itu supremasi Dewi Kesuburan berguguran. Dimulailah era pembagian kekuasaan dengan bermunculan para dewa berkelamin pria. Hingga tiba saatnya perpindahan kekuasaan dilaksanakan secara saksama dan seadil-adilnya. Kesaksamaan di sini adalah dengan memunculkan figur pria sebagai dewa utama secara parthenogenesis, pembuahan tanpa sel jantan. Sebuah jalan tengah nan cerdas. Penguasa dunia boleh dipegang dewa pria, namun harus hadir dari dewi yang tak terinvasi lelaki. Maka bertebaranlah berbagai kisah baru era Pagan seputar dewa utama yang dilahirkan oleh perawan suci di muka bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar